Fotografi jalanan (bahasa Inggrisstreet photography) adalah salah satu aliran dalam fotografi. Fotografi jalanan umumnya memuat objek yang diambil di ruang terbuka publik dalam kondisi candid atau tanpa pengarahan. Belum ada kesepakatan mengenai padanan yang baku untuk street photography dalam Bahasa Indonesia, namun istilah fotografi jalanan sering dipakai dalam beberapa kesempatan. Foto-foto dalam street photography dapat mengambil lokasi dari berbagai ruang publik seperti jalan, pasar, mal, terminal, stasiun, dan sebagainya.

Foto-foto yang diambil pada aliran fotografi ini umumnya memakai teknik straight photography, di mana foto menggambarkan kondisi apa adanya dengan meminimalkan manipulasi obyek. Dalam perkembangannya, fotografi jalanan banyak memasukkan unsur-unsur seperti surealisme, humor, dan kejutan dalam komposisinya. Untuk mendapatkan unsur-unsur tersebut dalam suatu foto, perlu dicari saat yang paling tepat dengan posisi obyek yang unik. Istilah decisive moment diperkenalkan oleh Henri Cartier-Bresson untuk menggambarkan kondisi tersebut.
 
photo by : Willi Abi

Sejarah
Aliran fotografi ini berawal dari Eropa, saat Eugene Atget mulai mengabadikan suasana jalanan kota Paris sekitar tahun 1890an hingga 1920an. Foto-foto Atget banyak mengambil obyek arsitektural, dan hanya sedikit sekali mengambil manusia sebagai subyek foto. Hal ini berbeda sekali dengan fotografi jalanan kontemporer yang dikenal sekarang, di mana hampir selalu menyertakan manusia sebagai subyek fotonya. Henri Cartier-Bresson mulai memasukkan unsur manusia dan komposisi surealismenya dalam foto-fotonya yang diambil sejak awal tahun 1940an, hingga akhirnya aliran inilah yang makin berkembang hingga bentuk fotografi jalanan yang populer hingga sekarang.
Di Indonesia, aliran fotografi ini masih tergolong muda dibandingkan aliran lainnya. Fotografi jalanan baru mulai berkembang di Indonesia pada sekitar tahun 1990an, dan makin populer pada dekade pertama tahun 2000an seiring berkembangnya teknologi fotografi digital.

0 comments: