Ebeg merupakan salah satu kesenian khas dari Banyumas. pada dasarnya, ebeg sama dengan kuda lumping. Dimana setiap pemain ebeg mengalamikerasukan, dan bertingkah dengan tidak sadar. iringan musik dari gamelan dan nyanyian dari sinden, pemain ebeg menari mengikuti alunan musik yang ada. Dalam setiap pertunjukan ebeg, biasanya dibagi menjadi 3 tahap, pertama ebeg biasanya menari bersama dan berkeliling arena pementasan dengan rapih, dan masih dalam keadaan sadar.
Kedua Ebeg Kesurupan (istilah banyumas : kelebon indang) ebeg biasanya mulai mengalami kesurupan, tidak sadarkan diri dan memakan makanan yang tidak lazim dimakan oleh manusia dalam keadaan sadar. Ketiga Ebeg yang disadarkan oleh Dukun/pawang Ebeg. tahapan-tahapan diatas memiliki arti sendiri,- Tahap 1 : menggambarkan masa kanak-kanak, yang masih bersih, dan suka dengan permainan.
- Tahap 2 : menggambarkan masa remaja, dimana mulai ada rasa untuk memberontak, dan membangkang.
- Tahap 3 : menggambarkan usia lanjut, yang sudah mulai tobat dan sadar.
Masyarakat Banyumas berpendapat bahwa ebeg pada zaman dahulu merupakan tarian sakral yang biasa mengisi dalam upacara keagamaan. Umurnya sudah sangat tua. Namun pada saat ini, ebeg tidak hanya ada di acara-acara keagamaan, ebeg telah menjadi kesenian ditengah masyarakat, tidak mengenal moment-moment upacara keagamaan.
photo : Kuntho Wibisono
0 comments:
Posting Komentar